Melestarikan Budaya Bali, SMAN 7 Denpasar kembali Menggelar PARSIAL 2025
Membangun Generasi Berbudaya SMA Negeri 7 Denpasar Gelar Pasraman Kilat
30 Desember 2024 Dibaca: 301234 Pengunjung
Pasraman
SMA Negeri 7 Denpasar kembali menunjukkan komitmennya dalam mempertahankan dan mengembangkan budaya dengan melaksanakan kegiatan Pasraman Kilat dalam rangka mengisi kegiatan jeda akhir semester ganjil. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa bkelas X dan berlangsung selama dua hari, tepatnya pada 11-12 Desember 2024. berlokasi di ruang pertemuan. Kegiatan pasraman kilat hari pertama ini dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kelas kegiatan Dharma Wacana bertempat di ruang pertemuan dan kegiatan Yoga di aula atas.
Berlangsungnya kegiatan ini tidak luput atas antusias dan partisipasi kegiatan Pasraman Kilat yang disambut hangat siswa kelas X dan para guru. Rabu, 11 Desember 2024 merupakan kegiatan hari pertama dari Pasraman Kilat yang dibuka secara resmi oleh Bapak Cokorda Gede Anom Wiratmaja, S.Pd, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 7 Denpasar dan mengundang beberapa narasumber ahli yang berasal dari luar SMA Negeri 7 Denpasar.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pembekalan materi mengenai “Bagaimana Generasi Muda Hindu memahami perayaan Hari suci Tawur Kesanga” oleh salah satu narasumber, yaitu Prof. Ni Putu Winanti, S.Ag., M.Pd. Tawur Kesanga merupakan salah satu rangkaian upacara persiapan hari suci Nyepi yang dilakukan oleh umat Hindu setiap tahunnya. Pembekalan materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada peserta didik tentang rangkaian pelaksanaan Tawur Kesanga dan makna di baliknya. Adapun pemahaman Tawur Kesanga memiliki arti yang mendalam yaitu untuk mencapai kesejahteraan dan keselarasan alam. Seperti yang disebutkan oleh Bapak I Nengah Sadia, selaku panitia kegiatan ini, "Tawur fungsinya untuk menyeimbangkan alam ini dalam rangka menetralisir energi negatif menjadi energi positif." Ucap Pak Sadia dalam wawancara (11/12/2024).
Kamis, 12 Desember 2024 merupakan pelaksanaan hari kedua dari kegiatan Pasraman Kilat SMA Negeri 7 Denpasar. Pelaksanaan hari kedua ini membawakan materi baru, yaitu memuat tentang pembuatan Canang Sari dan Plakat Sudamala yang dapat diikuti dengan baik oleh peserta Pasraman Kilat. Pembuatan Canang Sari diperuntukkan bagi para siswi kelas X, sedangkan Klakat Sudamala diperuntukkan bagi para siswa kelas X. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diimbangi oleh partisipasi mahasiswa Universitas Hindu Indonesia (UNHI) yang ikut serta dalam membagikan ilmu-ilmu mereka tentang tata cara pembuatan Canang Sari dan Klakat Sudamala dengan baik dan benar, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Canang Sari merupakan wujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Canang berasal dari kata "Can" yang berarti indah, sedangkan "Nang" berarti tujuan atau maksud, dan Sari berarti inti atau sumber. Dengan demikian, Canang Sari bermakna untuk memohon kekuatan Widya kehadapan Sang Hyang Widhi beserta Prabhawa (manifestasi) Nya secara skala maupun niskala. Adapun Klakat Sudhamala merupakan sarana upakara yang dibuat berdasarkan perpaduan kemahakuasaan Tuhan. Bagi umat Hindu di Bali, Klakat yang berupa anyaman bambu berbentuk segi empat (bujur sangkar) ini sebagai simbol Panca Mahabutha hingga konsep Asta Aiswarya atau delapan kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Suasana selama proses kegiatan berlangsung sangat tenang dan kondusif, siswa-siswi sangat aktif dalam bertanya maupun erbagi ilmu terhadap satu sama lain bersama para mahasiswa, dikuti oleh guru pendamping yang bertugas dalam mengawasi peserta didik.
SMA Negeri 7 Denpasar mengadakan pasraman kilat merupakan sebagai salah satu langkah positif dalam membangun generasi yang berbudaya. Pemahaman yang lebih baik tentang budaya di Bali, siswa diharapkan dapat menjadi agen pelestarian budaya yang tangguh seperti yang diharapkan oleh salah satu siswa kelas X1, "Kita sebagai generasi muda tentunya harus bisa melestarikan budaya dan tradisi kita." Ucap Nanda dalam wawancara (12/12/2024) menjadi harapan untuk kita semua agar dapat melestarikan budaya dan tradisi yang telah ada secara turun-temurun untuk menjaga identitas dan jati diri suatu masyarakat.
TAGS :
Pengumuman
Berita Terbaru
Melestarikan Budaya Bali, SMAN 7 Denpasar kembali Menggelar PARSIAL 2025
Ajeg Bali 2025 Menghidupkan Tradisi SMAN 7 Denpasar
Pengukuhan Kader OSIS SMAN 7 Denpasar
Membangun Generasi Berbudaya SMA Negeri 7 Denpasar Gelar Pasraman Kilat
Tumbuhkan Semangat Baru Melalui Pertandingan Kompetitif dalam Jeda Vol. 7